Jumat, 19 Maret 2010

Membedakan Output Burglary dan Fire



Jika dalam rumah dipasang detektor kebakaran (heat atau smoke detector), maka user harus bisa membedakan antara bunyi output burglary dan fire. Hal ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:


Cara 1 : Sifat output fire zone berubah otomatis. Misalkan, satu zone ditetapkan sebagai fire zone, maka secara otomatis outputnya akan pulse (nada siren yang putus-putus). Sedangkan nada siren untuk zone burglary akan steady (continuous).

Cara 2 : Mengalihkan output fire zone ke PGM out, sehingga pada terminal output ini bisa dipasang fire bell yang terpisah.

Kedua cara di atas memiliki plus-minus. Cara pertama tentu lebih ekonomis, karena user tidak perlu membeli fire bell lagi, cukup dengan membedakan nada siren-nya saja. Keuntungan cara ke-2 adalah user lebih mudah membedakan antara bunyi bell dengan nada siren ketimbang mencermati nada siren apakah kontinyu atau putus-putus. Tetapi kerugiannya adalah user harus membeli lagi fire bell. Selain itu, fire bell menjadi "beban tambahan" bagi panel, karena menyerap arus lumayan besar. Jika panel auxilliary power tidak mencukupi, maka kemungkinan besar arus panel akan drop. Memang hal ini bisa diatasi dengan memasang power supply tambahan untuk bell, tetapi harganya cukup mahal.


Sepanjang pengetahuan kami, panel DSC hanya memakai cara pertama saja, yaitu steady  atau pulse pada satu siren. Hal ini tampaknya dimaksudkan untuk menghemat arus output, karena pada PGM tidak ditemukan definisi Fire Output. Sedangkan cara kedua bisa dijumpai pada panel lain, sehingga bisa ditambahkan output khusus untuk fire. Namun, inipun perlu dipertimbangkan lagi, terutama soal kecukupan arusnya.